Bangsa Sumeria: Peradaban Pertama di Dunia
Ketika kita menengok jauh ke belakang, jauh melampaui catatan sejarah modern dan kisah-kisah kuno yang ditulis di papirus Mesir atau prasasti Yunani, kita akan menemukan sebuah bangsa yang begitu tua sehingga sering disebut sebagai “ibu dari segala peradaban”. Bangsa itu adalah Sumeria, penghuni Mesopotamia selatan—sebuah kawasan yang kini kita kenal sebagai Irak modern. Dari tanah subur di antara Sungai Tigris dan Efrat inilah lahir banyak gagasan, penemuan, dan sistem kehidupan yang masih kita gunakan hingga hari ini.
Bangsa Sumeria bukan hanya sekadar kelompok manusia purba yang hidup berkelompok, melainkan mereka berhasil menata kehidupan sosial, membangun kota, menciptakan tulisan, mengembangkan sistem hukum, hingga mewariskan sastra dan mitologi yang masih menjadi bahan kajian. Singkatnya, Sumeria adalah tonggak awal peradaban.
---
Asal-usul dan Letak Geografis
Sekitar tahun 4500 SM – 4000 SM, kelompok manusia yang disebut bangsa Sumeria menetap di wilayah Mesopotamia selatan, daerah yang kaya akan endapan lumpur sungai namun kering oleh iklim gurun. Letaknya strategis, tepat di antara Sungai Efrat dan Tigris, dua sungai besar yang menjadi sumber kehidupan.
Tidak ada catatan pasti dari mana asal mereka. Beberapa teori menyebutkan bahwa bangsa Sumeria mungkin berasal dari wilayah pegunungan di timur laut Mesopotamia, atau dari wilayah Persia kuno. Namun, yang jelas mereka datang membawa budaya yang maju, lalu mengembangkan sistem pertanian, irigasi, dan pemerintahan yang menjadikan daerah tersebut sebagai pusat peradaban.
Bagi orang Sumeria, Mesopotamia bukan sekadar tanah. Itu adalah “Edin”, yang dalam bahasa Sumeria berarti tanah datar atau padang. Menariknya, kata ini di kemudian hari memiliki kemiripan dengan konsep Taman Eden dalam tradisi Ibrani.
---
Kota-Kota Negara dan Pemerintahan
Keunggulan bangsa Sumeria adalah mereka membentuk city-state atau negara-kota. Artinya, setiap kota adalah sebuah entitas politik yang berdiri sendiri dengan pemerintahan, aturan, dan pelindung dewa masing-masing.
Beberapa kota besar Sumeria antara lain:
Uruk → Kota besar pertama dalam sejarah dunia. Populasinya mencapai puluhan ribu orang, lengkap dengan tembok besar dan kuil megah. Dari kota inilah lahir Epos Gilgamesh, salah satu karya sastra tertua di dunia.
Ur → Terkenal dengan pemakaman kerajaan yang kaya akan perhiasan emas dan artefak.
Lagash, Nippur, Eridu, dan Kish → masing-masing memiliki peran penting dalam politik dan agama.
Pemerintahan dipimpin oleh ensi (pendeta raja) atau lugal (raja besar). Awalnya, kekuasaan lebih bersifat religius, di mana seorang pendeta-penyatu menjadi pemimpin karena dianggap sebagai wakil dewa. Namun, seiring berjalannya waktu, kekuasaan militer semakin dominan sehingga lahirlah figur lugal yang lebih berfungsi sebagai raja duniawi.
Untuk memperkuat kekuasaan, raja membangun ziggurat, yaitu bangunan bertingkat mirip piramida dengan kuil di puncaknya. Ziggurat bukan hanya tempat ibadah, melainkan juga pusat administrasi dan simbol kekuasaan.
---
Penemuan Tulisan: Revolusi Kuneiform
Salah satu pencapaian terbesar bangsa Sumeria adalah penemuan tulisan kuneiform sekitar tahun 3200 SM. Tulisan ini awalnya berupa piktogram, gambar sederhana untuk melambangkan barang atau kegiatan, misalnya gambar ikan untuk “ikan” atau mangkuk untuk “makanan”.
Namun, seiring kebutuhan administrasi yang semakin kompleks, piktogram berkembang menjadi simbol-simbol abstrak berbentuk baji (dari kata Latin cuneus, artinya baji) yang ditekan menggunakan stylus dari alang-alang pada lempung basah. Setelah dikeringkan, lempung itu menjadi tablet yang awet hingga ribuan tahun.
Tulisan kuneiform digunakan untuk berbagai keperluan:
Catatan perdagangan dan pajak.
Hukum dan peraturan.
Catatan astronomi.
Kisah mitologi dan doa.
Karya sastra, termasuk Epos Gilgamesh, kisah raja Uruk yang mencari keabadian.
Penemuan tulisan ini menandai berakhirnya pra-sejarah dan dimulainya sejarah tertulis. Tanpa Sumeria, mungkin kita tidak akan memiliki sistem catatan yang rapi tentang masa lalu.
---
Agama dan Mitologi
Bangsa Sumeria adalah penganut politeisme, yaitu menyembah banyak dewa. Setiap kota memiliki dewa pelindung sendiri, dan kuil ziggurat menjadi tempat mereka memuja.
Beberapa dewa utama mereka antara lain:
An/Anu → dewa langit.
Enlil → dewa angin, bumi, dan penguasa nasib.
Enki → dewa air, kebijaksanaan, dan pencipta manusia.
Inanna (Ishtar) → dewi cinta, perang, dan kesuburan.
Nanna (Sin) → dewa bulan.
Bangsa Sumeria percaya bahwa manusia diciptakan untuk melayani dewa dengan menyediakan makanan, minuman, dan persembahan. Kehidupan setelah mati tidak mereka anggap indah; mereka percaya pada dunia bawah yang suram.
Mitologi Sumeria sangat kaya dan berpengaruh besar. Misalnya, kisah banjir besar dalam mitologi mereka mirip dengan kisah Nabi Nuh dalam tradisi Abrahamik.
---
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Bangsa Sumeria adalah inovator sejati. Beberapa penemuan mereka yang monumental antara lain:
1. Sistem angka berbasis 60 (seksagesimal)
Dari sinilah lahir pembagian waktu menjadi 60 detik per menit, 60 menit per jam, dan lingkaran 360 derajat.
2. Roda
Awalnya digunakan untuk tembikar, lalu berkembang untuk transportasi kereta.
3. Sistem irigasi
Mengubah padang tandus Mesopotamia menjadi tanah pertanian yang subur.
4. Astronomi
Mengamati bintang, bulan, dan planet untuk membuat kalender lunar.
5. Hukum tertulis
Sebelum hukum Hammurabi, sudah ada aturan tertulis di kota-kota Sumeria.
6. Arsitektur
Ziggurat, tembok kota, kanal, dan rumah-rumah bata lumpur adalah hasil teknik mereka.
7. Obat-obatan
Mereka mencatat resep pengobatan berbasis tumbuhan dan ritual.
Dengan penemuan-penemuan ini, Sumeria bukan hanya membangun kota, tapi juga membangun dasar bagi ilmu pengetahuan modern.
---
Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Masyarakat Sumeria terbagi dalam beberapa lapisan:
1. Raja dan keluarga kerajaan → pemimpin tertinggi.
2. Pendeta → berperan penting sebagai penghubung dengan dewa.
3. Kelas menengah → pedagang, pengrajin, tentara, pejabat.
4. Petani dan buruh → kelompok terbesar.
5. Budak → biasanya tawanan perang atau orang yang berutang.
Ekonomi mereka berbasis pada:
Pertanian: gandum, jelai, kurma, sayuran.
Peternakan: sapi, kambing, domba.
Perdagangan: mereka menukar hasil pertanian dan kerajinan dengan logam dari Anatolia, kayu dari Lebanon, dan batu mulia dari India.
Kerajinan: perhiasan emas, kain wol, tembikar, dan segel silinder.
Perdagangan ini membuat Sumeria terhubung dengan banyak wilayah, bahkan sampai Lembah Indus.
---
Seni, Sastra, dan Budaya
Bangsa Sumeria meninggalkan banyak peninggalan seni:
Patung kecil berbentuk manusia dengan mata besar, melambangkan doa.
Ukiran pada batu dan tembaga.
Segel silinder, digunakan untuk menandai dokumen resmi.
Musik: kecapi, harpa, dan drum digunakan dalam ritual.
Sastra: doa, himne, dan mitologi.
Karya sastra paling terkenal adalah Epos Gilgamesh, kisah raja Uruk yang berpetualang mencari kehidupan abadi. Kisah ini bukan hanya sastra, tapi juga refleksi tentang kematian, persahabatan, dan makna hidup.
---
Kejatuhan Bangsa Sumeria
Sekitar 2000 SM, bangsa Sumeria mulai melemah. Beberapa faktor penyebabnya antara lain:
Persaingan antar kota-kota negara yang sering berperang.
Invasi bangsa asing seperti Akkadia dan Amori.
Degradasi lingkungan: sistem irigasi yang intensif menyebabkan salinisasi tanah, membuat pertanian sulit berkembang.
Kekuatan terakhir Sumeria akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh Sargon dari Akkad (± 2334 SM) yang membangun Kekaisaran Akkadia. Meski mereka jatuh, kebudayaan Sumeria tidak lenyap begitu saja. Justru bangsa-bangsa setelahnya, termasuk Babilonia dan Asyur, melanjutkan warisan mereka.
---
Warisan Bangsa Sumeria untuk Dunia Modern
Walaupun hilang sebagai bangsa, pengaruh Sumeria masih terasa hingga sekarang. Beberapa warisan penting mereka adalah:
Tulisan → dasar bagi alfabet dan literasi.
Waktu → pembagian jam, menit, dan detik.
Hukum → cikal bakal hukum tertulis.
Astronomi dan matematika → dasar ilmu sains.
Kota → konsep urbanisasi modern.
Sastra → Epos Gilgamesh sebagai inspirasi cerita epik di berbagai budaya.
---
Penemuan Kembali Bangsa Sumeria
Menariknya, setelah runtuh, bangsa Sumeria hampir terlupakan. Baru pada abad ke-19 M, arkeolog Eropa menggali reruntuhan di Mesopotamia dan menemukan ribuan tablet tanah liat dengan tulisan aneh.
Butuh waktu lama untuk memecahkan kode kuneiform. Setelah berhasil dibaca, barulah dunia sadar bahwa yang ditemukan adalah jejak peradaban pertama di dunia. Kini, artefak Sumeria tersimpan di berbagai museum, termasuk British Museum di London dan Museum Irak di Baghdad.
---
Kesimpulan
Bangsa Sumeria adalah bukti bahwa manusia sejak ribuan tahun lalu sudah mampu berpikir sistematis, membangun kota, menulis, menghitung, dan berimajinasi. Dari mereka, kita belajar bahwa peradaban bukan sekadar teknologi, tapi juga tentang bagaimana manusia berusaha memahami hidup, berhubungan dengan dewa, dan meninggalkan warisan untuk generasi berikutnya.
Jika hari ini kita menulis catatan, membaca jam, menghitung angka, atau bahkan menulis cerita epik, sesungguhnya kita masih melanjutkan warisan yang pertama kali dimulai oleh bangsa kecil di tanah subur Mesopotamia—bangsa Sumeria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar